Jumat, 31 Januari 2020

Kamis, 30 Januari 2020

Rabu, 29 Januari 2020

Selasa, 28 Januari 2020

Profil 12 Pohon Langka Indonesia

 

Dipterocarpus littoralis. Foto: Arief Hamidi/FPLI

Dipterocarpus littoralis

Nama lokalnya pelahlar. Jenis ini termasuk Kritis (CR; Critically Endangered) menurut IUCN. Pelahlar dapat mencapai tinggi 50 m dan berdiameter lebih dari 150 cm. Jenis ini dapat hidup di hutan campuran dataran rendah, di punggung bukit, lereng dan pinggiran aliran air, serta pada substrat tanah bukit kapur di Nusakambangan bagian barat. Kayunya digunakan untuk bahan bangunan, pembuatan kapal dan pertukangan, sedangkan resinnya untuk memakal perahu/menutup celah-celah kayu.

 

 

Dipterocarpus cinereus. Foto: Yulita Kusumadewi/LIPI

Dipterocarpus cinereus

Nama lokalnya lagan bras. Jenis ini termasuk Punah (EX; Extinct) menurut IUCN tahun 1998. Namun, pada 2013 tim ekspedisi Kebun Raya Bogor menemukan kembali jenis ini di Pulau Mursala, Sumatera Utara. Jenis ini dapat mencapai tinggi 50 m dan berdiameter lebih dari 100 cm. Jenis ini dimanfaatkan untuk kayu bangunan.

 

 

Vatica bantamensis. Foto: Yulita Kusumadewi/LIPI

Vatica bantamensis

Nama lokalnya resak banten atau kokoleceran. Jenis ini termasuk Terancam (EN; Endangered) menurut IUCN. Tingginya bisa mencapai 30 m. Jenis ini merupakan identitas Provinsi Banten dan diketahui hanya tumbuh di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, pada hutan dataran rendah di lereng-lereng bukit atau gunung. Kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bagunan dan pembuatan kapal atau perahu.

 

 

Vatica javanica. Foto: Titi Kalima/P3H KLHK

Vatica javanica ssp. javanica

Nama lokalnya resak brebas atau pelahlar laki. Jenis ini termasuk Kritis (CR; Critically Endangered) menurut IUCN dan tingginya hingga 27 m dengan diameter 25 cm. Jenis ini dilaporkan hanya tumbuh di hutan primer atau sekunder tua pada ketinggian 250-900 m di daerah perbatasan Jawa Barat dan Jawa Tengah, tepatnya di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes. Kayu jenis ini umum digunakan untuk konstruksi bangunan.

 

 

Shorea javanica. Foto: A. Supriatna (kiri) dan W. Marfuah (kanan)

Shorea javanica

Nama lokalnya damar mata kucing atau pelahlar lengo. Status jenis ini belum dinilai oleh IUCN. Berukuran besar, tinggi mencapai 40-50 m dan diameter hingga 150 cm. Sebaran alami terbatas di Sumatera dan Jawa, tumbuh di hutan primer atau sekunder pada ketinggian hingga 500 m.

Resinnya dijadikan bahan baku industri cat, farmasi, kosmetik hingga bahan pangan aditif, sedangkan penggunaan tradisionalnya untuk memakal perahu dan penerangan rumah. Secara ekologis, damar mata kucing dapat menjadi penyubur tanah karena akarnya berasosiasi dengan mikoriza pengikat dan pengumpul hara.

 

 

Dryobalanops aromatica. Foto: Agusti Randi/FPLI dan Arief Hamidi/FPLI

Dryobalanops aromatica

Nama baku internasional jenis ini adalah Dryobalanops sumatrensis namun Dryobalanops aromatica lebih dikenal di Indonesia sehingga untuk menghindari kesalahpahaman, jenis nama Dryobalanops aromatica digunakan dalam SRAK ini. Nama lokalnya kapur.

Status jenis ini belum dinilai oleh IUCN. Pohon kapur berukuran besar dengan tinggi 40-50 m dan diameter mencapai 100-150 cm. Jenis ini tumbuh di punggung bukit hutan dipterokarpa pada ketinggian ≤ 400 m di Sumatera, Kepulauan Riau, dan Kalimantan bagian barat. Kayunya berkualitas tinggi digunakan untuk konstruksi bangunan, sedangkan kampernya untuk bahan parfum yang dikenal dengan nama dagang kapur barus.

 

 

Eusideroxylon zwageri. Foto Endro Setiawan/TN Gunung Palung dan Agusti Randi/FPLI

Eusideroxylon zwageri

Nama lokalnya ulin. Jenis ini termasuk Rentan (VU; Vulnerable) menurut IUCN. Berukuran sedang hingga besar dan dapat mencapai ketinggian 50 m dengan diameter hingga 200 cm. Jenis ini tersebar luas, di Indonesia meliputi Sumatera bagian selatan, Bangka-Belitung, dan Kalimantan.

Tumbuh di hutan dataran rendah hingga ketinggian 625 m baik di lahan datar, lereng maupun perbukitan. Ulin atau dikenal sebagai “kayu besi” dianggap menjadi kayu paling kuat dan awet se-Asia Tenggara dan dapat digunakan untuk berbagai keperluan bangunan baik konstruksi ringan maupun berat.

 

 

Anisoptera costata. Foto: Agusti Randi/FPLI

Anisoptera costata

Nama lokalnya mersawa dan ki tenjo. Jenis ini termasuk Terancam (EN; Endangered) menurut IUCN. Jenis ini cukup besar, tingginya mencapai 65 m dengan diameter mencapai 1,5 m, berbanir tinggi hingga 4 m. Sebaran alami pohon ini cukup luas di kawasan Asia Tenggara, di Indonesia tumbuh di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa pada hutan hujan dataran rendah hingga ketinggian 700 m.

 

 

Shorea pinanga. Foto: Agusti Randi/FPLI

Shorea pinanga

Nama lokalnya tengkawang pinang. Status jenisnya belum dinilai IUCN. Berukuran sedang hingga besar dengan diameter 130 cm dan tinggi 60 m. Jenis ini endemik Kalimantan yang tumbuh pada habitat hutan perbukitan pada ketinggian di bawah 700 m. Minyak tengkawang dari buahnya menjadi bahan baku untuk industri kosmetik dan makanan, disamping digunakan oleh masyarakat lokal sebagai minyak goreng.

 

 

Durio oxleyanus. Foto: Endro Setiawan/TN Gunung Palung dan Fitra Alhani/UNTAN

Durio oxleyanus

Nama lokalnya durian daun atau kerantongan. Jenis ini termasuk Rentan (VU; Vulnerable) menurut IUCN, berukuran besar, tinggi mencapai 35-45 cm dan diameternya mencapai 100 cm. Durian ini tersebar di Sumatera dan Kalimantan. Buahnya dapat dimakan dan menjadi salah satu komoditas yang diperdagangkan di pasaran. Selain itu, kayunya merupakan salah satu kayu bangunan berkualitas dan menjadi pakan beragam satwa liar, terutama satwa terancam punah seperti orangutan.

 

 

Durio graveolens. Foto: Hanif Wicaksono

Durio graveolens

Nama lokalnya durian burung atau tebelak. Status jenis ini belum dinilai oleh IUCN, ukurannya besar, tinggi mencapai 50 m dan berdiameter melebihi 100 cm. Tersebar alami di Sumatera dan Kalimantan, di hutan dataran rendah perbukitan hingga ketinggian 1.000 m. Durian ini memiliki manfaat selain menjadi komoditas buah bagi masyarakat juga sebagai pakan burung enggang atau rangkong, sehingga berperan penting dalam ekosistem satwa liar.

 

 

Castanopsis argentea. Foto: Sulistyono/FPLI

Castanopsis argentea

Nama lokalnya saninten dan berangan. Statusnya belum dinilai IUCN, ukurannya sedang dengan tinggi mencapai 30 m dan diameter 60 cm. Jenis ini tumbuh alami dalam hutan-hutan perbukitan hingga pegunungan bawah pada ketinggian 150-1750 m di Sumatera dan Jawa. Saninten selain dimanfaatkan kayu dan buahnya oleh manusia, juga menjadi pakan alami bagi beragam satwa liar hutan terutama primata. Saninten memiliki peran dan banyak manfaat dalam ekosistem hutan.

Senin, 27 Januari 2020

Minggu, 26 Januari 2020

Sabtu, 25 Januari 2020

Jumat, 24 Januari 2020

Kamis, 23 Januari 2020

Rabu, 22 Januari 2020

Selasa, 21 Januari 2020

Senin, 20 Januari 2020

Minggu, 19 Januari 2020

Sabtu, 18 Januari 2020


Melangkah
Waktu dan masa lalu telah menuntunku
Untuk tetap tangguh dan terus maju
Melangkah bersama kuasa-Mu
Mengarungi hidupku yang dulu kelabu
Hingga kini akupun tak lagi tanggelam dalam dunia gelap yang dulu
Kenangan yang dahulu
Mengajarkanku tentang bagaimana aku harus hidup menghadapi masa depan
Demi kebahagian orang-orang tersayang
Dan kini kenanganku telah berlalu
Seiring langkahku
Yang lurus dengan jalan-Mu
#Hidup itu untuk maju, bukan tetap bersama masa lalu. Masa lalu adalah guru terbaik dalam perjalanan hidupku.

Jumat, 17 Januari 2020

Kamis, 16 Januari 2020

Rabu, 15 Januari 2020

Selasa, 14 Januari 2020

Senin, 13 Januari 2020

Minggu, 12 Januari 2020

Terus melangkah melupakanmu
Belah hati perhatikan sikapmu
Jalan pikiranmu buatku ragu
Tak mungkin ini tetap bertahan
Perlahan mimpi terasa mengganggu
Kucoba untuk terus menjauh
Perlahan hatiku terbelenggu
Kucoba untuk lanjutkan itu
Engkau bukanlah segalaku
Bukan tempat tuk hentikan langkahku
Usai sudah semua berlalu
Biar hujan menghapus jejakmu
Terus melangkah melupakanmu
Belah hati perhatikan sikapmu
Jalan pikiranmu buatku ragu
Tak mungkin ini tetap bertahan
Perlahan mimpi terasa mengganggu
Kucoba untuk terus menjauh
Perlahan hatiku terbelenggu
Kucoba untuk lanjutkan itu
Engkau bukanlah segalaku
Bukan tempat tuk hentikan

Jumat, 10 Januari 2020

Kamis, 09 Januari 2020

Rabu, 08 Januari 2020

Selasa, 07 Januari 2020

Senin, 06 Januari 2020